foto diambil pada saat hidup tahun 1938
Sebelumnya saya akan beritahukan ciri2 harimau Jawa dan perbedaan dengan haimau lainnya,agar anda tidak salah dalam menilai,dikarenakan banyak postingan mengatakan harimau jawa tetapi bergambar harimau Sumatera,dan perlu anda ketahui bahwa foto harimau Jawa jumlahnya sangat sedikit,setelah saya cari di google hanya mememukan kurang lebih 3 foto yang orisinil dalam arti benar-benar foto harimau jawa.
Harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica) adalah spesies karnivora besar yang hanya dapat ditemukan di Pulau
Jawa (endemik). Harimau ini termasuk salah satu sub-spesies harimau (
Panthera tigris)
yang secara alami tersebar di Asia, mulai dari danau laut Kaspia,
Siberia India, China, daerah kontinen Asia Tenggara hingga Kepulauan
Nusantara. Meskipun secara umum, kebiasaan hidup Harimau Jawa sama
dengan harimau lainnya. Namun berdasarkan fisiknya, sosok Harimau Jawa
memperlihatkan ciri khas yang jauh ‘berbeda”.
Bersama dengan singa, macan tutul dan jaguar, Harimau Jawa termasuk
keluarga kucing besar (Felidae) yang menduduki posisi puncak dalam
rantai makanan. Untuk menjamin tetap tersedianya hewan mangsa, harimau
memiliki daerah teritorialnya sendiri. Pejantan umumnya memiliki luas
daerah teritorial berukuran 10 x 10 km. Sedangkan betina memiliki daerah
jelajah yang lebih kecil.
Ukuran tubuh rata-rata harimau Jawa lebih besar dari harimau Sumatera
dan harimau Bali, bahkan sedikit lebih besar dari harimau Malaya
dengan panjang rata-rata 200-245 cm. Berat jantan berkisar antara
100-140 kg dan betina berkisar antara 75-115 kg (Tabel 1). Dibandingkan
dengan subspesies lainnya, bentuk tubuh harimau Jawa termasuk yang
paling unik dan “sexy”. Berikut ini adalah awetan (taxidermi) utuh dari
seekor harimau Jawa yang tersimpan di sebuah museum Eropa
Karakter unik Harimau Jawa
Kepala harimau Jawa terlihat kecil untuk ukuran badannya yang agak
besar, panjang dan ramping. Bentuk kepala juga lebih pipih dengan hidung
yang sempit dan panjang. Warna kepala kuning kemerahan gelap dengan
sedikit surai/janggut yang tumbuh di dagu/leher. Pipi di dominasi warna
putih dengan 2 garis loreng berwarna kontras yang tebal. Leher harimau
Jawa terlihat lebih jenjang. Kaki agak panjang dengan ukuran telapak
kaki yang sangat besar. Bahkan menurut Wikipedia, garis tengah
rata-rata jejak kaki harimau Jawa lebih besar dari diameter jejak kaki
Harimau Benggala.
Dari gambar di atas terlihat jelas perbedaan fisik Harimau Jawa
dengan saudaranya Harimau Sumatera. Perbedaan yang paling menyolok
terlihat pada bagian surai (jenggotnya). Perlu diketahui bahwa Harimau
Sumatera adalah subspesies harimau yang memiliki surai paling lebat di
antara seluruh subspesies harimau di dunia. Jadi, jika anda ingin
memastikan suatu harimau tergolong harimau Sumatera atau bukan, lihat
saja jenggotnya.
Pola belang Harimau Jawa dan Sumatera juga berbeda. Dengan pola
belangnya yang tipis memanjang, warna bulu harimau Jawa terlihat lebih
cerah. Belang harimau Sumatera lebih lebar rapat dan hampir merata di
sekujur tubuh sehingga warna bulu terlihat lebih gelap.
Postur tubuh juga memperlihatkan perbedaan yang jelas. Tubuh Harimau
Sumatera sedikit lebih kecil, pendek, gempal namun proporsional.
Sedangkan postur tubuh harimau Jawa terlihat lebih unik, dengan
kepalanya yang kecil, tubuh ramping dan telapak kaki yang besar
Benarkah Harimau Jawa telah Punah ?
Hingga pertengahan abad ke 19 (tahun 1850), Harimau Jawa masih banyak
ditemukan di seluruh pelosok Pulau Jawa. Bagi penduduk lokal yang
tinggal di daerah pinggiran pedesaan dan pemerintah kolonial Hindia
Belanda saat itu, Harimau Jawa dianggap sebagai hama karena seringkali
mencuri dan memangsa hewan ternak seperti kambing dan domba.
Pembukaan lahan pertanian yang lebih luas akibat pertambahan penduduk
yang pesat menyebabkan ruang hidup bagi harimau jawa semakin
menyempit. Akibatnya timbul konflik antara penduduk lokal dengan
harimau. Kasus penduduk yang tewas diterkam harimau pun semakin sering
terdengar. Sejak saat itu nasib harimau Jawa kian tak pasti dan hingga
kini masih menjadi misteri.
Sebagian ahli satwa liar meyakini Taman Nasional Meru Betiri di
Jawa Timur sebagai habitat terakhir bagi Harimau Jawa. Setidaknya
hingga tahun 1980-an, 3 ekor harimau Jawa diperkirakan masih hidup di
daerah tersebut.
Di awal tahun 1990-an, TN Meru Betiri yang didukung oleh WWF Indonesia berinisiatif memasang kamera jebak (
camera trap)
untuk memastikan adanya individu harimau Jawa yang masih tersisa.
Kamera Jebak pun di pasang di 19 titik yang diduga menjadi daerah
perlintasan harimau Jawa. Pemantauan dilakukan selama setahun penuh dari
bulan Maret 1993 hingga Maret 1994. Selain dengan kamera, survei
juga dilakukan terhadap jejak dan kotoran (
faeces) yang ditinggalkan Harimau Jawa.
Hasil pemantauan selama setahun tersebut sungguh menyedihkan. Tak
satu pun foto dan jejak harimau Jawa yang berhasil ditemukan. Bahkan,
berdasarkan hasil survei tersebut, IUCN (1996) secara resmi menyatakan
bahwa Harimau Jawa telah punah dari muka bumi untuk selamanya.
Walaupun IUCN telah menetapkan status kepunahan harimau Jawa,
sebagian masyarakat melaporkan masih melihat keberadaan kucing besar
tersebut di kawasan hutan Meru Betiri. Hal ini juga didukung oleh
mahasiswa dan pencinta alam yang menemukan jejak dan kotoran harimau
Jawa selama melakukan penjelajahan di daerah tersebut.
Atas laporan tersebut, pihak Taman Nasional Meru Betiri pun
berinisiatif melakukan survei kembali. Dengan dukungan kamera infra
merah dari
The Tiger Foundation Kanada, 12 jagawana yang telah
dilatih sebelumnya kemudian memasang kamera jebak dan membuat peta
observasi. Hasil survei selama setahun tersebut, memperkuat fakta
punahnya harimau jawa karena tidak satu foto pun yang berhasil
ditemukan. Bahkan, foto satwa yang menjadi makanan harimau pun termasuk
jarang. Kekecewaan semakin bertambah lengkap dengan banyaknya foto
pemburu yang terjebak kamera Infra merah…!
No picture, no evidence. Tidak adanya foto terbaru seolah
menasbihkan kepunahan harimau Jawa. Namun hal ini dibantah oleh Didik
Raharyono, seorang peneliti Harimau Jawa yang berdomisili di
Cirebon. Sampel faeces, foto jejak dan bekas cakaran di batang pohon
menjadi bukti bahwa harimau Jawa benar-benar masih ada. Penelitiannya
selama beberapa tahun yang dikombinasikan dengan informasi dari
rekan-rekan pencinta alam menunjukkan bahwa harimau Jawa masih eksis.
Populasi harimau Jawa tersebut, umumnya tersebar di daerah hutan
terpencil atau daerah pegunungan besar di pulau Jawa.
Pada tahun 1993 seorang jagawana TNMB (Taman Nasional Meru Betiri)pernah melihat langsung harimau
loreng melintas di depan mobil yang ditumpanginya bersama turis asing
sewaktu menuju pantai Sukamade (pengakuan langsung kepada penulis tahun
2002). Selain itu pasca ekspedisi PL-Kapai ‘97 pernah ditemukan feses
harimau jawa oleh jagawana TNMB di Sukamade pada bulan Mei 1998. Feses
tersebut berdiameter 7 cm, dengan pajang 25 cm, terdiri dari dua bolus,
mengandung rambut kijang dan babi hutan. Berdasarkan ukuran feses
diperkirakan tubuh harimau jawa pelaku defekasi memiliki panjang tubuh
sekitar 300 cm dengan berat badan berkisar 200 kg.
Untuk menyakini eksistensi harimau jawa, cobalah perhatikan dua gambar dibawah ini. Gambar sebelah kiri merupakan data dari
hutan di Jawa tahun 1997, sedangkan di kanan adalah gambar guratan harimau sumatera di
kebun binatang tahun 1999.
Guratan Harimau Jawa Guratan Harimau Sumatera
Bisa kita lihat dengan jelas, seberapa lebarnya jarak antar dua kuku
goresan cakaran harimau jawa. Pembandingnya jelas dari tapak tangan
lelaki dewasa. Bagi Anda yang cermat tentu akan menyanggah(bagaimana
mungkin bekas cakaran harimau jawa ada lima goresan?) Jawabnya
mudah, bahwa bekas goresan yang berjumlah lima tersebut merupakan hasil
dari dua kali pencakaran. Pencakaran pertama menghasilkan 3 bekas
goresan ; kemudian penacaran ke
dua menghasilkan 2 bekas goresan kuku .Perlu diketahui bahwa kuku kaki harimau jawa
dan harimau pada umumnya ada empat, meski jari mereka berjumlah lima.
Hal ini dikarenakan satu jari (bisa disebut sebagai ibu jari) posisinya
cenderung lebih tinggi dari ke empat jari yang lainnya. Sehingga relaman
jejakpun akan terliat mengandung empat bulatan jari dengan satu petsol
di tengah yang besar.
Keberadaan Harimau Jawa
Sejumlah warga
sekitar Gunung Kotak, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, akhir-akhir ini
justru mempercayai Harimau Jawa masih berkeliaran di kawasan perbatasan
daerah itu dengan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Pomo (55),
warga Dukuh Growong, Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, bahkan
mengaku melihat bekas telapak kaki harimau yang diduga Harimau Jawa,
sekitar Desember 2009.
Menurut Pomo, masyarakat yakin harimau itu ada, meskipun mereka jarang melihatnya langsung.
Warga sekitar
menduga, di kawasan hutan terpencil inilah Harimau Jawa masih
berkeliaran, kendati warga mengaku sulit sekali menemukan Harimau Jawa.
Pomo
meyakini, Gunung Kotak yang hanya satu kilometer dari tempat tinggalnya
dan lima kilometer dari Kantor Kecamatan Kismantoro, telah menjadi
sarang Harimau Jawa.
"Saya bersama istri, saat pulang dari warung
di Desa Ploso pada bulan Desember 2009 menemukan telapak kaki harimau
berukuran besar yang diduga Harimau Jawa," katanya.
Selain itu,
seorang warga pernah menemukan kotoran harimau di sekitar Gua Watu Ondo
yang terletak di kawasan lebih tinggi dari pedukuhan itu.
Kesimpulan:
Dari sumber cerita dan bukti-bukti bahwa Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)masih hidup sampai sekarang meskipun belum didapatkan foto utuh, itu dikarenakan Harimau Jawa hidupnya berpindah-pindah serta peka terhadap kehadiran manusia dan juga menipisnya sumber pangan akibat banyaknya perburuan binatang(kijang,Babi hutan,rusa dan lainnya)
Kotoran dan Jejak Harimau Jawa
Mohon Maaf bila ada yang kurang dalam postingan ini...sekiranya anda bisa menambahkan,terimakasih...
Sumber:
dody94.wordpress.com,/www.antaranews.com,/id.wikipedia.org,/javantigercenter.wordpress.com,dan sumber-sumber lainnya